Membangun Ketahanan Komunitas: Strategi Pemulihan PMI yang Holistik

Proses pemulihan pasca-bencana adalah fase krusial yang menentukan seberapa cepat dan kuat suatu wilayah dapat bangkit. Dalam konteks ini, Palang Merah Indonesia (PMI) mengadopsi strategi holistik untuk membangun ketahanan komunitas, memastikan bahwa masyarakat tidak hanya pulih dari dampak langsung bencana, tetapi juga menjadi lebih siap menghadapi ancaman di masa depan. Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada perbaikan fisik, tetapi juga pada penguatan aspek sosial, ekonomi, dan psikologis. Membangun ketahanan adalah tujuan akhir dari setiap intervensi PMI.

Strategi PMI untuk membangun ketahanan komunitas mencakup beberapa pilar. Pertama, revitalisasi infrastruktur dasar dan hunian yang tahan bencana. PMI berupaya memastikan bahwa rumah-rumah dan fasilitas umum yang dibangun kembali tidak hanya fungsional, tetapi juga memenuhi standar keamanan gempa atau banjir, sesuai dengan karakteristik risiko daerah tersebut. Sebagai contoh, pasca-gempa Lombok pada 2018, PMI bersama mitra internasional melatih masyarakat dalam membangun rumah instan sederhana yang tahan gempa. Hingga akhir tahun 2019, lebih dari 3.000 rumah telah direkonstruksi di wilayah terdampak, melibatkan partisipasi aktif warga dalam proses pembangunannya.

Kedua, pemulihan mata pencarian dan ekonomi lokal. PMI menyadari bahwa stabilitas ekonomi adalah fondasi ketahanan. Oleh karena itu, berbagai program pemberdayaan ekonomi diluncurkan, seperti pelatihan keterampilan, pemberian modal usaha mikro, dan fasilitasi akses pasar. Pada bulan Maret 2025, PMI Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, meluncurkan program “Tumbuh Bersama PMI” untuk petani kakao yang kebunnya rusak akibat gempa 2018. Mereka diberikan bibit kakao unggul, pelatihan budidaya, dan akses ke koperasi lokal untuk pemasaran. Bapak Made Wijaya, Kepala Markas PMI Sigi, melaporkan bahwa program ini telah meningkatkan pendapatan rata-rata petani hingga 30% dalam setahun terakhir.

Ketiga, penguatan kapasitas dan jejaring sosial di tingkat komunitas. PMI secara aktif membentuk dan melatih relawan lokal, kelompok siaga bencana, serta forum pengurangan risiko bencana. Ini bertujuan untuk membangun ketahanan yang bersifat bottom-up. Pada 17 Mei 2025, PMI Kota Manado mengadakan lokakarya Manajemen Posko Pengungsian yang diikuti oleh perwakilan 20 kelurahan rawan banjir. Dalam lokakarya tersebut, seorang perwira dari Dinas Sosial Kota Manado, Ibu Risa Amalia, turut memberikan materi tentang koordinasi bantuan sosial, sementara seorang petugas dari Polsek Wenang, Aipda Daniel Tumuyu, menjelaskan pentingnya keamanan di lokasi pengungsian. Dengan strategi holistik ini, PMI tidak hanya menyembuhkan, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk menjadi lebih kuat dan siap menghadapi tantangan di masa depan.