Pelatihan pertolongan pertama adalah keterampilan esensial yang setiap orang sebaiknya miliki, dan Palang Merah Indonesia (PMI) adalah salah satu lembaga terbaik untuk mempelajarinya. PMI secara rutin menyelenggarakan berbagai program pelatihan pertolongan pertama yang komprehensif, mulai dari tingkat dasar hingga lanjutan, untuk masyarakat umum, pelajar, pekerja, hingga relawan. Tujuan utamanya adalah membekali individu dengan pengetahuan dan keterampilan praktis untuk memberikan bantuan awal kepada korban kecelakaan atau kondisi medis darurat sebelum bantuan medis profesional tiba.
Program pelatihan pertolongan pertama PMI dirancang secara sistematis, mencakup berbagai tingkatan mulai dari dasar hingga lanjutan, disesuaikan untuk berbagai kalangan: pelajar, mahasiswa, pekerja kantoran, relawan, hingga masyarakat umum. Materi yang diajarkan sangat beragam, mencakup pengenalan dasar anatomi dan fisiologi tubuh manusia, cara mengevaluasi kondisi korban (penilaian dini), hingga penanganan spesifik untuk berbagai jenis cedera dan kondisi medis. Peserta akan dibimbing dalam menangani luka terbuka, luka bakar, patah tulang, perdarahan, syok, keracunan, hingga kasus henti napas dan henti jantung dengan teknik Resusitasi Jantung Paru (RJP) serta penanganan tersedak (Heimlich maneuver).
Aspek praktikum memegang porsi besar dalam setiap sesi pelatihan pertolongan pertama. Peserta tidak hanya menerima teori, tetapi juga langsung mempraktikkan keterampilan menggunakan manekin dan alat peraga medis yang realistis. Instruktur PMI adalah para ahli yang berpengalaman, baik dalam teori maupun di lapangan, sehingga mereka mampu memberikan panduan yang jelas dan relevan. Misalnya, pada November 2024, PMI Kota Bandung sukses mengadakan pelatihan pertolongan pertama dasar selama dua hari penuh. Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu dan Minggu, 16-17 November 2024, ini diikuti oleh 150 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk guru dari berbagai sekolah dan karyawan dari sektor swasta. Pelatihan intensif ini diadakan di aula pertemuan kantor PMI Kota Bandung, dengan fasilitas yang memadai untuk simulasi kasus-kasus darurat.
Pentingnya pelatihan pertolongan pertama ini semakin terasa relevan mengingat Indonesia adalah negara yang memiliki risiko bencana alam tinggi, serta kepadatan lalu lintas dan aktivitas yang bisa memicu insiden. Kecepatan dan ketepatan tindakan penolong pertama di menit-menit awal sering kali disebut sebagai “golden hour” atau jam emas, di mana intervensi awal dapat sangat menentukan prognosis korban. PMI juga menekankan pentingnya keamanan diri penolong dan evaluasi situasi yang cepat sebelum memberikan bantuan. Dalam beberapa kesempatan, PMI berkolaborasi dengan instansi lain seperti kepolisian, khususnya unit Lalu Lintas, untuk menyajikan studi kasus nyata terkait penanganan korban kecelakaan di jalan raya, memberikan gambaran yang lebih konkret kepada peserta. Dengan demikian, mengikuti pelatihan pertolongan pertama bersama PMI bukan hanya sekadar menambah sertifikat, tetapi juga membekali diri dengan kemampuan yang secara harfiah dapat menyelamatkan nyawa dan membuat perbedaan nyata di tengah masyarakat.